Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri Gelar Diskusi Panel peningkatan kinerja Kapolsek di Polda Jajaran tahun anggaran 2025, Jumat (24/01/25). Diskusi yang dilakukan secara hybrid ini menghadirkan 4 narasumber dari berbagai bidang serta seorang penanggap yang dipandu pengamat sosial Devie Rahmawati.
Narasumber pertama, Kabareskrim Polri periode 2009 – 2011 Komjen Pol (P) Dr. Ito Sumardi, SH., MBA., sebagai narasumber pakar kepolisian dengan materi “Implementasi manajemen Operasional Polri di tingkat Polsek dalam Mendukung Kinerja Organisasi Polri.
Narasumber kedua dari kalangan akademisi, guru besar ilmu hukum universitas airlangga Prof Dr Nur Basuki Minarno, SH., M. Hum., memaparkan materi “Strategi Membangun Kepercayaan Publik Melalui Peningkatan Kinerja Kapolsek”.
Narasumber ketiga, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Irjen (Purn) Drs Arief Wicaksono Sudiutomo. Ia memberikan materi bertajuk,” Strategi Pembangunan Karakter dalam Mendukung Kinerja Kapolsek guna Mewujudkan Beyond Trust Polri”.
Narasumber keempat berasal dari praktisi pers, jurnalis senior TVOne Totok Suryanto dengan materi “Manajemen Media dalam Membangun Citra Positif Polri”.
Penanggap utama, mantan Kapolda Bali, Irjen Pol (P) Dr. Ronny F. Sompie, SH., MH. dengan materi “Strategi Peningkatan Kinerja Kapolsek dalam Rangka Mewujudkan Beyond Trust Polri”.
Irwasum Polri Komjen Pol Dedi Prasetyo membuka diskusi dengan menekankan perlunya Polri untuk terus memperbaiki diri. Untuk itu, Polri merasa perlu menggelar diskusi dengan menghadirkan narasumber eksternal.
“Mengelola personel Polri yang jumlahnya mencapai 490 ribu lebih memerlukan keseriusan dan ini butuh waktu yang tidak sebentar. FGD ini sangat penting dan masukan dari narasumber dan jajaran akan sangat membantu untuk membenahi permasalahan di tubuh Polri,” kata Komjen Pol Dedi Prasetyo.
Lebih lanjut Irwasum Polri mengakui banyak kejadian menonjol di akhir tahun 2024 yang memengaruhi public trust terhadap polri menjadi salah satu yang terendah.
Komjen Pol Dedi Prasetyo berkomentar, “Mengenai untuk strategi pembangunan karakter, strategi kami dilandaskan pada dua. pertama presisi (prediktif, responsibiltas, transparan dan berkeadilan).
“Untuk mewujudkan strategi empat ini kita harus melalui transformasi yang secara organisasi, transformasi operasional. Nanti operasional mengarah ke Polsek. Kemudian transformasi pelayanan publik yang juga mengarah ke polsek kemudian transformasi pelayanan publik,” lanjutnya.
“Polsek adalah ujung tombak dari organisasi. 46% pengaduan masyarakat yang masuk ditujukan untuk Polsek. Saya tegaskan seluruh laporan dari masyarakat harus diterima, tidak boleh ditolak, “ tekan Komjen Pol Dedi Prasetyo.
Komjen Pol Dedi percaya permasalahan lembaga dengan membenahi masalah-masalah di satuan kewilayahan, 80% permasalahan lembaga akan teratasi.
Setuju dengan Irwasum Polri, Ketua Harian Komisi Kompolnas Irjen (P) Arief Wicaksono Sudiutomo mengatakan Polsek merupakan garda terdepan dalam menghadapi permasalahan di tengah masyarakat.
Masyarakat, terutama di kota – kota besar, banyak menyoroti pemasalahan yang terjadi di tubuh kepolisian. Arief melihat setiap Polsek memiliki permasalahan berbeda sehingga perlu langkah mitigasi yang berbeda.
“Polsek dapat diklasifikasi menjadi beberapa kelompok yaitu, Polsek perkotaan, Polsek perbatasan dan Polsek pedalaman. Setiap polsek harus bisa mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di wilayahnya, “ujar Arief Wicaksono Sudiutomo.
“Polsek yang diharapkan ke depan: Tersedia polsek Perbatasan, pulau terluar, pertambangan, pariwisata, dan sebagainya,” ucap Ronny Sompie. “Diharapkan pula, SDM Kapolsek terlatih dan teruji, Jumlah personil tercukupi sesuai kebutuhan serta Perlengkapan polsek memadai,” tambahnya.
Sementara itu Kabareskrim Polri periode 2009 – 2011 Komjen Pol (P) Ito Sumardi melihat lembaga Polri saat ini sedang disudutkan oleh masyarakat dan media.
“Membenahi masalah di tubuh kepolisian merupakan wujud kecintaan terhadap Polri. Perlunya kesadaran dan kemauan untuk berubah menjadi lebih baik dan kita sangat berharap Polri dapat menjadi lembaga yang disegani, dihormati dan dipercaya,” ucap Ito.
Kemajuan teknologi yang membuat dunia seperti menjadi tanpa batas adalah tantangan baru yang harus diantisipasi. Prof Nur Basuki Minarno dalam diskusi ini mengatakan Polisi harus adaptif dan partisipatif terhadap perkembangan yang terjadi.
“Kualitas SDM setiap polisi harus terus ditingkatkan. Masih banyak anggota Polri yang lulusan SMA. Pendidikan menjadi prioritas karena polisi harus memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang melapor kepada polisi, “ujar Nur Basuki.
Praktisi media Totok Suryanto menganggap wajar bila banyak kritikan dari Masyarakat terhadap Polri karena besarnya harapan kepada institusi ini.
“Banyak masyarakat yang membenci tapi juga merindukan kehadiran polisi. Oleh karena itu polisi harus kembali ke jati dirinya yaitu lembaga yang disegani dan dibutuhkan Masyarakat,”ujar Totok.
Ronny Sompie menanggapi dalam salah satu materinya salah satu tantangan yang dihadapi Polri yaitu keterbatasan SDM.
“Berbagai tantangan apa yang dihadapi Polri: Pertama, Penyalahgunaan Wewenang: suap, korupsi, pemerasan, dan kekerasan oleh oknum Polri masih terjadi.” papar mantan Kadivhumas Polri ini.
“Kedua, Modernisasi dan Kejahatan Siber: Polri menghadapi tantangan cybercrime (pemanfaatan AI). Ketiga, Kurangnya Kepercayaan Masyarakat: ketidakpuasan publik terhadap kinerja Polri menjadi hambatan dalam membangun hubungan dengan masyarakat (Aspek Sikap, Perilaku, Etika, Penampilan), ” ujarnya.
Dan empat, Keterbatasan Sdm dan Anggaran: kebutuhan personelyang kompeten (police ratio) dan pengelolaan anggaran yang efisien menjadi kendala internal.
Dalam diskusi yang dihadiri 35 peserta secara langsung, mereka sepakat bahwa kualitas SDM polisi harus terus ditingkatkan agar pelayanan kepada masyarakat semakin maksimal.
Selain dihadiri Irwasum Polri, diskusi ini juga diikuti oleh seluruh Kepala Biro SSDM Polri, Irjen Pol (P) Ronny F. Sompie, Kapolda Kaltim Irjen Pol Imam Sugianto, Kapolda Banten, Irjen Pol Suyudi Ario Seto, dan Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika. Diskusi ini juga diikuti oleh Kapolda dan Kapolres jajaran di 36 Polda secara virtual.
Leave a Reply