Banjir melanda Desa Tiwoho, Wori, Minahasa Utara akibat curah hujan tinggi, tim Ronny Franky Sompie (RFS) datang untuk memberikan bantuan bahan pokok langsung ke rumah warga satu per satu yang terdampak banjir pada Rabu (6/3/2024) dengan bantuan pala setempat. Tim RFS datang ke warga Desa Tiwoho dengan maksud menyampaikan empati Ronny Sompie atas musibah yang telah terjadi di Desa Tiwoho.
Sebelum tim RFS berangkat ke lokasi banjir, Ronny Sompie menitipkan pesan agar disampaikan kepada warga yang tertimpa bencana,” Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati keluarga Bapak/Ibu dan menghindarkan musibah banjir ini di kemudian hari. Amin.”
Ronny Sompie juga mengingatkan kepada tim RFS bahwa,”Penyerahan bantuan sosial sangat dalam, dilakukan dengan lapang dada dan senang hati, karena kita ikut merasakan kesusahan hati yang dialami warga yang terdampak banjir tersebut.”
Dalam kunjungan ke Desa Tiwoho tersebut, tim RFS berdialog dengan warga dan Pala. Mereka mengeluhkan dalam beberapa tahun terakhir ini Desa Tiwoho menjadi langganan banjir. Tahun lalu mereka mengalami banjir bandang. “Pertama pada 27 Januari 2023 dan ini banjir yang kedua kali pada 2 Maret 2024 jam 11 siang,” info Pala Dusun 6, Dona Holle.
Tim RFS mendatangi langsung lokasi terparah banjir yang terkena di Desa Tiwoho. Terlihat alat berat sumbangan dari warga setempat, Paulita Longdong dan keluarga sedang menggeser material di sungai yang menghalangi aliran air dari gunung.
Ambalau Lime berkata banjir Desa Tiwoho disebabkan penebangan hutan. “Akibat hutan so diparas jadi so nyanda meresap tu air,” keluh Ambalau. Rumahnya dimasuki banjir hampir setinggi satu meter dan toilet rumahnya yang berlokasi di luar rusak dihantam banjir hingga terangkat.
Banjir tahun lalu juga sangat parah, sempat ada anak kecil yang menyelamatkan diri di pohon. “Ade kurang ambe di pohon lantaran banjir,” tutur salah satu warga yang kami berikan bantuan.
Pala Jaga 8, Fandri Domiks menginfokan ada 2 rumah yang berlokasi di bantaran sungai mengalami rusak berat. “Ada dua rumah anyor di sini,” ungkap Domiks.
Tercatat oleh Tim RFS, Jaga yang terkena dampak banjir kemarin sebagai berikut. Jaga 6 terdiri 17 Keluarga, Jaga 7 terdiri 23 Keluarga, Jaga 8 terdiri 16 Keluarga, Jaga 4 terdiri 16 Keluarga, Jaga 3 terdiri 10 Keluarga, Jaga 1 terdiri 10 Keluarga, dan Jaga 2 terdiri 10 keluarga. Total 102 Keluarga dibantu oleh tim RFS.
Hellda Matheos, Pala Dusun 7 Desa Tiwoho menambahkan bahwa banjir bandang tahun lalu menyerang seluruh kampung. “Jaga 1 sampai Jaga 8 terkena imbas,” ucap Matheos. Ia memberitahukan bahwa tahun lalu telah terjadi longsor di Gunung Tumpa dengan luasan kisaran 2 hektar, ini adalah salah satu pemicu penyebab banjir.
Banjir bandang tahun lalu itu pun menghancurkan bak penampungan air bersih warga (air pancuran). Matheos menyampaikan bahwa sampai sekarang warga Desa Tiwoho hanya bisa memperoleh air bersih dengan cara membeli dan mengambil dari air sumur. Tidak semua sumur yang mereka baru buat akibat banjir ternyata layak pakai.
Mereka memohon bantuan kepada Pemerintah Daerah agar dibantu merenovasi bak penampungan air bersih tersebut mengingat kejadian sudah terjadi dari tahun lalu dan dilaporkan kepada pihak terkait, sayang belum ada realisasi perbaikan. Mengingat dana yang dibutuhkan sangat besar, mereka tidak mampu untuk membangun kembali pancuran yang sudah hancur tersebut.
Menarik kesimpulan dari keluhan para warga mengenai penyebab banjir Tiwoho, salah satunya yaitu penebangan hutan akibat aktivitas membuka lahan ditambah telah terjadi longsor yang menyebabkan kurang lebih 2 hektar di Gunung Tumpa yang sampai saat ini belum bisa direboisasi yang sempat tim dokumentasikan.
Mengingat betapa pentingnya menjaga kelestarian alam, Ronny Sompie kerap melaksanakan kegiatan penanaman pohon dalam rangka pelestarian lingkungan hutan dan sekitar. Salah satu kegiatan penanaman pohon dalam rangka HUT Desa Sukur dan Acara Penanaman Pohon Keluarga Sompie Sedunia.
Leave a Reply