Irjen Pol (Purn) Ronny Franky Sompie, mantan jenderal dan mantan Kepala Kepolisian Bali, baru saja mengadakan diskusi santai dengan jurnalis dari Biro Minahasa Utara yaitu suatu wadah jurnalis Minahasa Utara dalam sebuah acara makan bersama di RM Tedu Matuari di Sukur, Sulawesi Utara.
Dalam diskusi tersebut, Sompie, yang telah melayani Indonesia selama 39 tahun mengungkapkan mengapa ia terpanggil untuk menjadi calon legislatif daerah pilihan Sulawesi Utara. Yaitu selama ini ia telah mengemban tugas di berbagai daerah, seperti Surabaya, Medan, Bali, Jakarta, dan banyak daerah Indonesia lainnya namun tidak pernah bertugas di Sulawesi khususnya. Ia berpikir inilah saatnya dirinya untuk mengabdi bagi rakyat Sulawesi Utara jika mereka berkenan.
Sompie melanjutkan dengan menceritakan beberapa kisah masa kecilnya, termasuk saat mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar GMIM Sukur pada tahun 1973. Dia kemudian melanjutkan ke SMP Negeri Airmadidi dan melanjutkan pada jenjang SMA di SMP N 29 Manado dan SMA 7 Manado, di mana ia lulus dengan seragam abu-abu dan putih.
Sebagai anak tertua dari empat bersaudara, Sompie adalah siswa berprestasi yang selalu percaya pada dirinya sendiri untuk mendapatkan beasiswa. Ayahnya adalah seorang anggota Angkatan Laut Indonesia yang pensiun dan menjadi sumber inspirasi besar bagi Sompie.
Setelah menyelesaikan pendidikan, Sompie masuk AKABRI, Akademi Militer Indonesia. Dia kemudian melayani negara selama beberapa tahun sebelum terjun ke dunia politik. Saat ini, Sompie adalah seorang kandidat politik untuk provinsi Sulawesi Utara.
Selama diskusi bersama media, ada yang mengangkat tentang keberadaan Toserba seperti Indomart, Alfamart yang menggeser kepentingan UMKM asal Minut dan sangat berpengaruh terhadap perekonomian rakyat Minut, perhatian terhadap drainase yang perlu diperbaiki depan toko serba ada tersebut dan penanaman pohon di luar drainase yg perlu diperhatikan dalam tata ruang Kota Airmadidi.
Isu mengenai KEK Likupang, khususnya masalah lahan juga utarakan oleh pewarta. Ronny Sompie menjelaskan bahwa Bupati Minut telah bekerja keras walaupun banyak kendala. Hal ini perlu dibantu solusinya bersama-sama dengan stake holder.
Salah satu pewarta ungkap bahwa icon Minut sampai saat ini belum ada, sementara daerah lainnya telah memiliki icon buat daerahnya masing-masing. Sempat diangkat juga transportasi ke Nusa Utara yang saat ini masih sangat terbatas jumlah kapal angkutan penumpang apalagi saat momen NAtal dan Tahun Baru dan perlu perhatian bersama.
Pewarta juga mengemukakan masalah tambang Rakyat di Tatelu belum ada izin, termasuk terkait masalah dampak lingkungan yang perlu diantisipasi jangan seperti pengalaman tambang di Buyat pada beberapa waktu yang lalu di Minsel.
Salah satu pewarta yang domisili Sukur mengangkat lahan kuburan di Kelurahan Sukur, sampai sekarang belum ada kejelasan tentang kapan akan dibuatkan jalan menuju ke lahan kubur.
Ada pun media berharap posisi Minut diapit Kota Manado dan BitungĀ jangan sampai tidak mendapatkan manfaatnya, terutama masalah lapangan pekerjaan bagi warga Minut yang perlu mendapatkan perhatian. Juga masalah UMKM – pesanan melalui katalog yang masih belum lancar dan masih menjadi hambatan bagi UMKM, karena kurang lancarnya sistem pemesanan yang diatur melalui katalog.
Pewarta pun ungkap KEK Pariwisata terkendala masalah lahan, sekaligus mengusulkan agar Pemolisian masyarakat untuk Kamtibmas handal perlu diberikan wawasan kepada masyarakat melalui media. Ronny Sompie menjawab hal ini pernah ia lakukan selama menjabat menjadi Kapolwiltabes Surabaya. Ia membuat Lomba Cipta Kampung Aman dan berhasil menekan angka kejahatan dengan drastis.
Isu-isu yang sesuai dengan ranahnya dicatat dan menjadi perhatian bagi Ronny Sompie serta menjadi bekal untuknya jika terpilih menjadi Legislatif Sulawesi Utara.
Banyak yang percaya bahwa pengalaman dan pendekatan yang rendah hati dari Ronny Franky Sompie menunjukkan komitmennya dan kualifikasinya dalam melayani konstituen. Rencananya mendapat dukungan dan perhatian dari berbagai komunitas.
Leave a Reply