Nusa Utara – Usai berlabuh di Pulau Biaro, Irjen. Pol. (Purn) Dr. Ronny Franky Sompie, SH.MH., melanjutkan perjalanan wisata ke Pulau Tagulandang. Dengan menumpang Kapal Cepat Express Bahari, Ronny Sompie, Bacaleg DPR-RI ini “mengintip” negeri Putri Lohoraung.
Setelah “dijamu” Biaro, akan nampak pulau Ruang (Duang), sebuah pulau dengan gunung berapi yang sejak abad ke-17 berkali-kali meletus. Kerucutnya yang pipih dilapisi abu dan menjulang setinggi 725 meter dari permukaan laut. Selemparan pandang ke arah barat, nampak pulau karang rendah Pasige. Dari sana kemudian akan ditemui pesisir Balehumara, di pulau utama Tagulandang
Di Tagulandang sendiri, menurut Mantan Kadiv Humas dan Kapolda Bali, di masa lalu, sebuah kapal K.P.M yang melepas sauh pada sore menjelang malam meninggalkan pelabuhan Manado akan tiba pada dini hari di Tagulandang.
Serba-Serbi Mengenai Tagulandang
Pulau Tagulandang memiliki cerita tersendiri terutama mengenai sejarahnya bak legenda Yunani. Kendati daratan ini tak banyak disebutkan dalam catatan para pelaut Eropa era Kerajaan Tagulandang, pulau eksotis Biaro adalah pintu gerbang selatan menuju negeri Ratu Lohoraung. Luasnya hanya 20,85 km persegi, namun penduduknya berbahasa Sangihe dialek Tagulandang.
Di pulau seluas 5.000 hektare ini, pada tahun 1570 Lohoraung ditahbis sebagai Ratu. Sejak itu kerajaan Tagulandang terus berkiprah lebih 5 abad
Dari tradisi, kerajaan Tagulandang yang disebut Mandolokang atau oleh penulis Barat banyak ditulis Pangasar, Pangasare atau Panggasane atau juga Panguisara. Kerajaan tersebut didirikan dan pertama diperintah oleh Ratu Putri Lohoraung. Sang ratu dihikayatkan berasal Pulau Manado Tua (Babontehu),
Namun boleh dikata, sangat sulit mendapatkan data yang lebih valid tentang kisah hidup sang ratu. Dari sumber yang belum terklarifikasi menyebutkan Lohoraung adalah seorang putri dari Kerajaan Mangondow, anak dari Raja Mokodompis, cucu dari Raja Binangkang. Sumber lain menyebutkan, ia anak dari datuk Bulango, saudara dekat raja kerajaan Siau, Lokonbanua II.
Di daratan pulau Tagulandang dan Biaro, ingatan massal masyarakat lebih percaya Lohoraung adalah makhluk legenda. Sang ratu dikisahkan sebagai seorang dewi yang datang dari lautan. Konon Lohoraung berpakaian dari dedaunan kayu serta memiliki kesaktian terbang. Ia dimitoskan sebagai wanita yang sangat cantik.
Harapan Ronny Sompie terhadap Sitaro
Di luar foklor Lohoraung yang bisa menambah daya tarik wisata Pulau Tagulandang, Ronny Sompie menuturkan kepada awak media, Selasa (08/08/2023) bahwa ia mendapatkan begitu banyak informasi mengenai destinasi wisata dan peradaban sejarah yang ada di Pulau Biaro dan Tagulandang saat berkunjung ke sana.
“Untuk itu saya menaruh harapan besar kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) agar bisa memberikan kesempatan kepada Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) dalam penguatan pariwisata alam di pulau-pulau di jajaran Kabupaten Sitaro melalui kebijakan Pengajuan Anggaran Tahun 2024 pada akhir tahun 2023,” harap Ronny Sompie.
“Kalau dalam pengajuan Program Kerja Tahun 2024 Kabupaten Sitaro melalui usulan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sitaro didukung oleh DPRD Sitaro ke Pemprov Sulut yang akan dibicarakan bersama DPRD Provinsi Sulut, maka keberpihakan Pemprov akan sangat dirasakan oleh masyarakat Pariwisata di Kabupaten Sitaro.” pungkas Fungsionaris DPD I Golkar Sulut ini.
Leave a Reply