Cerita Ronny Sompie; Mengarungi Laut, Beribukan Ombak dan Berayahkan Arus

Kisah ini diambil dari ZONAKAWANANUA.COM, SULUT.

Dalam Pemilu, satu hak istimewa yang dimiliki pemilih yaitu kedaulatan dalam menentukan pilihan. Dengan hak eksklusif itulah sebabnya saya tak perlu menggembar-gemborkan figur pilihan saya. Dan saya pun menghomati kedaulatan setiap orang dalam memilih.

Namun sebagaimana orang yang riang berkecipak di etalase demokrasi, dalam konteks Kota Manado, saya pun punya catatan terkait figur-figur politisi ideal yang memiliki kepantasan dan kepatutan untuk duduk di DPR-RI lewat Pemilu 2024.

Dalam kesempatan ini, catatan saya dibatasi dengan menampilkan salah satu figur di Provinsi Sulawesi Utara.
Dalam artian, catatan ini tidak mengesampingkan reputasi Caleg lain yang kebetulan saya belum kenal baik.

Manusia adalah makhluk politik. Demikian andai kata saya membincangkan Irjen Pol Purn, Dr. Ronny Franky Sompie, SH.MH seorang Akademisi di bidang Kepolisian yang kini akan menjadi representasi rakyat Sulawesi Utara di Gedung DPR-RI. Usia saya dengan dia bertaut jauh. Ia lebih tua, tetapi kesehatannya cukup terjaga. Jadi, saya harus memanggil dia “Bapak”, sebagaimana tradisi komunal orang tua dan anak.

Perlu digaris bawahi, Golkar adalah sebuah partai politik dengan semangat yang menempatkan manusia di ruang terhomat kesederajatan.

Di ruang etika partai itu, tak ada tempat bagi paternalisme sempit, perbedaan kelas dan persoalan gender.

Lebih dari itu, Pak Ronny Franky Sompie, begitu saya menyapanya, memiliki kecakapan retorik dan gestik sebagaimana umumnya perangai politisi yang paripurna, lalu di sisi lain ia punya basic kecerdasan akademik di bidang kepolisian dan hukum pidana.

Kendati politik modern telah terdandani bahasa-bahasa yang canggih seiring perkembangan berbagai mazhab dan ilmu filsafat politik yang dipelopori para pemikir modern seperti dari era Thomas Hobbes, Machiavelli, John Locke, Jean- Jacques Rousseau, John Rawls, Jurgen Habermas, tujuan dasar politik tak pernah bergeser, yaitu memperjuangkan kehidupan manusia.

Andai saya ingin menulis Pak Jendral Ronny Sompie, maka saya akan menulis perihal manusia dan kemanusiaan, perihal pandangan dan kebaikannya.

Bagi saya, Pak Jendral Ronny Sompie mendekati gambaran dari semacam keterwakilan buah pikiran kreatif dan hati nurani yang peka akan kesengsaraan dan penderitaan luar biasa masyarakat di saat musim semi penindasan belum juga surut dan kebenaran bukan milik rakyat.

Ia lahir, tumbuh dan dewasa sebagai bagian dari kaum bawah yang menaruh harapan besar pada politik di tingkat kerja-kerja riil sebagai jalan raya gerakan perubahan yang membawa kehidupan rakyat ke arah yang lebih baik.

Ia berjuang dengan caranya menjadikan politik sebagai cita-cita yang realistis, bukan asesoris. Politik yang harus menjadi booster utama terbangunnya jalan berkat untuk rakyat. Politik yang harus jadi instrumen pendorong, penyokong bahkan penggerak bagi terwujudnya kesejahteraan rakyat. Bukan kultur politik yang lebih banyak memancarkan energi animalitas yang melahirkan kecenderungan yang digambarkan Aristoteles, sebagai kekuasaan yang hanya menjadi milik segerombolan orang, hingga demokrasi menjadi sebuah sistem yang bobrok.

Sebagaimana jarak tempuh ke kepulauan Sangihe harus disebut anak pulau, Ayahnya seorang militer angkatan laut yang tak lain laut, ombak, arus dan perahu. Bagi Ronny Sompie alam mendapatkan pengertian yang lebih luas sebagai rumah. Tak seperti rumah dalam kebanyakan bayangan kaum kaya yang bermakna properti. Sebagaimana takdir alamiahnya, setiap anak yang lahir dan hidup di pulau secara metaforis disebut beribukan ombak, berayahkan arus. Dan mereka pada akhirnya akan melewati laut. Mereka akan menjadi manusia yang mengikhlaskan semua hal, dan punya opini tentang segala hal yang baru dilihatnya, termasuk menjalani kehidupan yang tidak benar-benar aman. Mereka akan tumbuh menjadi seseorang yang tak mungkin meluputkan segala hal yang meninggalkan bekas mendalam pada dirinya. Demikian Pak Ronny Sompie, sosok politisi yang dibesarkan dalam kultur bahari dan penuh arus tantangan yang keras.

Ia berani menentang arus dalam memperjuangkan kepentingan rakyat banyak. Ia kokoh dalam mempertahankan prinsip-prinsipnya saat membela kepentingan masyarakat. Semoga kedepan ia bisa vokal dalam menentang kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat. Dan semoga ia gigih dalam menyalurkan aspirasi rakyat lewat rancangan pembangunan daerah.

Itu sebabnya, bagi masyarakat bawah, Pak Jendral Ronny Sompie dipandang sebagai calon lagislator yang benar-benar merupakan representasi mereka di legislatif. Kisah kehidupannya –meminjam istilah Bojan Pozar, Igor Omerza– seakan jalinan dari berbagai kebetulan dan keberuntungan, serta produk dari beragam keadaan yang luar biasa, atau bahkan amat menakjubkan.

Catatan Ringan : Albert P Nalang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *